Jumat, 09 Maret 2012

Manusian dan Budaya permainan tradisional

A.    Permainan Tradisional
Permainan tradisional menurut James Danandjaja (1987) adalah salah satu bentuk yang berupa permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun serta banyak mempunyai variasi. Sifat atau cirri dari permainan tradisional anak sudah tua usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan darimana asalnya. Biasanya disebarkan dari mulut ke mulut dan adang-kadang mengalami perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat dariakar katanya, permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan.
Menurut Atik Soepandi, Skar dkk. (1985-1986), permainan adalah perbuatan untuk menghibur hati baik yang mempergunakan alat ataupun tidak mempergunakan alat. Sedangkan yang dimaksud tradisional adalah segala sesuatu yang dituturkan atau diwariskan secara turun temurun dari orang  tua atau nenek moyang. Jadi permainan tradisional adalah segala perbuatan baik mempergunakan alat atau tidak, yang diwariska secara turun temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan atau untuk menyenangkan hati.
Permainan tradisional ini bisa dikategorikan dalam tiga golongan, yaitu : permainan untuk bermain (rekreatif), permainan untuk bertanding (kompetitif) dan permainan yang bersifat edukatif. Permainan tradisional yang bersifat rekreatif pada umumnya dilakukan untuk mengisi waktu luang. Permainan tradisional yang bersifat kompetitif, memiliki ciri-ciri : terorganisir, bersifat kompetitif, diainkan oleh paling sedikit 2 orang, mempunyai criteria yang menentukan siapa yang menang dan yang kalah, serta mempunyai peraturan yang diterima bersama oleh pesertanya. Sedangkan perainan tradisional yag bersifat edukatif, terdapat unsur-unsur pendidikan di dalamnya. Melalui permainan seperti ini anak-anak diperkenalkan dengan berbagai macam ketrampilan dan kecakapan yang nantinya akan mereka perlukan dalam menghadapi kehidupan sebagai anggota masyarakat. Berbagai jenis dan bentuk permainan pasti terkandung unsur pendidikannya. Inilah salah satu bentuk pendidikan yang bersifat non-formal di dalam masyarakat. Permainan jenis ini menjadi alat sosialisasi untuk anak-anak agar mereka dapat menyesuaikan diri sebagai anggota kelompok sosialnya.

B.     Macam-Macam Permainan Tradisional dan Manfaatnya
Banyak sekali macam-macam permainan tradisional di Indonesia, hampir di seluruh daerah-daerah telah mengenalnya bahkan pernah mengalami masa-masa bermain permainan tradisional ketika kecil. Permainan tradisional perlu dikembangkan lagi karena mengandung banyak unsur manfaat dan persiapan bagi anak dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Beberapa contoh permainan tradisional akan dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut :
1.      Engklek
Siapa yang tidak kenal dan tidak tahu engklek ? Permainan sangat mudah dan sangat menarik untuk dimainkan yang hanya membutuhkan garis kotak-kotak atau gambar sebagai medianya dan dapat dibuat di atas tanah maupun halaman depan rumah atau halaman sekolah. Engklek mengkombinasikan kecepatan melempar pecahan genteng (disebut gacok) ke dalam kotak-kotak dan kemampuan menjaga keseimbangan, karena saat melewati kotak-kotak yang telah dibuat, setiap pemain harus melompat-lompat dengan satu kaki diangkat, dan tidak boleh menyentuh garis.
2.      Bekelan
Bekelan mengadu kecepatan menangkap bola dan mengatur bekel. Termasuk melatih kemampuan motorik anak. Setiap kali pemain melemparkan bola ke atas hingga memantul di lantai, sebelum bola ditangkapnya kembali, ia harus mengambil dan mengatur bekel yang lain sesuai dengan urutan permainan. Dan jangan sampai bola terjatuh.
3.      Gatheng
Hampir sama dengan permainan bekel yaitu mengadu kecepatan dalam melatih kemampuan motorik anak. Selain itu juga melatih kemampuan berhitung anak. Bedanya, gatheng menggunakan lima batu kecil dalam permainannya. Gatheng dapat dimainkan minimal dua orang anak. Sebelum permainan gatheng dimulai, harus ada kesepakatan antar pemain untuk menentukan jumlah yang harus dicapai. Setiap kali satu batu dilempar ke atas, anak harus mengambil batu yang lain secara cepat dan sesuai aturan permainan sebelum batu yang dilempar ditangkapnya kembali. Jangan sampai batu yang dilempar terjatuh. Setelah itu semua batu dilempar ke atas dan ditangkap dengan tangan terbalik ke bawah, kemudian dilempar lagi dan ditangkap lagi dengan tangan terbuka (sering disebut “teplek”). Lalu dihitung berapa jumlah batu yang tertangkap. Diulang-ulang dan dijumlahkan hingga jumlahnya mencapai target jumlah yang telah ditentukan di awal permainan.
4.      Jamuran
Jamuran berasal dari kata jamur karena dalam permainan ini berbentuk lingkaran dengan satu anak yang “jadi” ada di tengah titik pusat lingkaran. Jamuran biasa dimainkan lebih dari tiga orang anak. Jamuran termasuk dalam kategori permainan rekreatif karena sebenarnya jamuran merupakan sarana bernyayi dan bergembira bersama. mereka bergerak sambil bernyanyi :
Syair jamuran adalah :
Jamuran ya ge ge thok
Jamur apa ya ge ge thok
Jamur gajih mberjijih sa ara ara
Sira badhe jamur apa?
            Bermacam-macam jawaban jamuran tempo dulu:
·         Jamur gagak          : anak berlari sambil merentangkan tangan sambil mengucap nama anak yang dikejar, jika hampir tertangkap segera jongkok agar tidak “jadi”.
·         Jamur parut           : mempersiapkan telapak kaki untuk digelitiki, pemain yang kelihatan giginya “jadi”.
Jawaban yang lain adalah jamur kethek menek, jamur kendi bocor, jamur lilin, jamur bunga, jamur kulkas, jamur kursi, jamur payung, dan sebagainya.
5.      Cinciripit (petak umpet)
Cinciripit atau petak umpet minimal dimainkan oleh tiga orang anak. Seorang yang terpilih dengan undian “cinciripit” akan berjaga dan menutup matanya, dan peserta lain bersembunyi. Setelah itu yang berjaga mencari peserta lain, siapa yang paling awal ditemukan akan berganti jaga dan bertugas mencari. Dalam bermain petak umpet diperlukan kejujuran dalam permainannya.
6.      Gapyak atau Bakiak
Gapyak atau bakiak mengadu keseimbangan dan kekompakan tim, dan termasuk permainan yang kompetitif. Setiap kelompok biasanya terdiri dari tiga orang anak mengenakan sandal tandem yang terbuat dari kayu. Pemenangnya adalah kelompok yang tidak terjatuh dan tercepat mencapai garis finish.
7.      Dakon
Dakon dimainkan oleh dua orang anak dengan membagikan biji dakon ke dalam lubang-lubang dakon secara bergiliran. Pemain yang mendapatkan biji dakon terbanyak saat biji dakon habis dinyatakan sebagai pemenang. Dengan bermain dakon, aspek emosional dan kemampuan motorik anak dapat terlatih. Juga terdapat unsur kejujuran dalam permainannya.
8.      Benthik
Permainan benthik ini membutuhkan alat berupa dua patahan ranting panjang dan pendek. Ranting panjang sebagai pemukul. Pada intinya, benthik memperagakan ketrampilan memainkan ranting kecil dengan memukul dan mengarahkan agar tidak tertangkap oleh lawan.
Setiap permainan tradisional di atas tentunya mempunyai kelebihan serta manfaat masing-masing. Namun secara umum, permainan-permainan tradisional memberikan manfaat yang luar biasa pada perkembangan anak. Seperti dapat melatih kemampuan motorik anak, kejujuran, kerjasama, kekompakan,  ketrampilan, ketangkasan, keseimbangan, dan sikap, serta dapat melatih jiwa kesosialan anak dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat. Permainan tradisional juga memberikan pembelajaran kepada anak mengenai pentingnya menjaga lingkungan, menghormati sesama, hingga cinta kepada Tuhan.

C.    Permainan Tradisional Sebagai Media Pembelajaran
Permainan “gatheng” sebagai media pembelajaran penjumlahan matematika.
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas kadang terasa monoton hingga menyebabkan siswa merasa jenuh. Untuk menghindari kejenuhan siswa maka dapat diselipkan permainan tradisional dalam pembelajaran tersebut. Cotohnya dalam pembelajaran penjumlahan matematika dapat diselipkan permainan “gatheng”. Dengan permainan “gatheng” kemampuan motorik dan kemampuan berhitung anak dapat terlatih, dan juga terdapat unsur sportifitas dan kesenangan dalam permainan tersebut.
Dengan menentukan jumlah yang ditargetkan dalam permainan “gatheng”, maka siswa dapat melatih ingatan dan melatih kemampuan berhitungnya. Misalnya jumlah yang ditargetkan adalah 50. Maka setiap pemain melakukan “teplek”, dihitung berapa jumlah batu yang bisa ditangkapnya yang kemudian ditambahkan dengan jumlah “teplekan” selanjutnya, dilakukan secara berulang-ulang hingga jumlahnya mencapai target yang telah ditentukan. Berarti mereka harus mengingat jumlah yang telah mereka peroleh dan harus menjumahkan hasil  “teplekan” yang telah mereka peroleh dengan hasil “teplekan” selanjutnya. Dengan demikian permainan tradisional dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.

Permainan engklek sebagai media pembelajaran bahasa inggris.
Dengan menggunakan permainan tradisional engklek sebagai media pembelajaran bahasa inggris, guru dapat mengajarkan kosa kata (vocabulary) sesuai materi yag telah dipelajari. Dengan permainan engklek ini, dapat melatih hafalan, membaca (reading), menyebutkan kata (spelling), dan juga mendengarkan (listening).
Yaitu dengan cara dengan menuliskan atau meletakkan kata dalam bahasa inggris (words) di dalam kotak-kotak yang ada dalam permainan engklek tersebut. Kemudian setiap anak yang bermain mengucapkan kata-kata yang ada dalam setiap kotak engklek tersebut. Dengan kata lain, pada saat permainan berlangsung pemain harus menyebutkan kata yang ada di dalam kotak pada saat melompat sampai selesai. Dengan begitu pemain akan terus mengucapkan kata dan secara tidak langsung akan mengingat dan bahkan hafal dengan cara penulisannya. sedangkan pemain lainnya secara tidak langsung akan terus mendengar kata yang diucapkan oleh pemain yang sedang main. Itulah contoh penerapan permainan tradisional dalam pembelajaran bahasa inggris.


dokumen asli : 
http://www.4shared.com/file/XMfpf9b_/MAKALAH_1.html

Rabu, 23 November 2011

masyarakat pedesaan vs masyarakat perkotaan

kemudian tentang masyarakatnya. masyarakat di pedesaan mungkin sedikit berbeda dengan masyarakat di perkotaan. di pedesaan cendrung sangat berperinsip untuk bergotong – royong dalam hal apa saja untuk membantu. saya pernah melihat di kampung halaman saya, masyarakat di sana bahu – membahu untuk membuat sebuah jembatan penyebrangan di sebuah sungai. mereka semua berkumpul saling bergotong – royong. ibu – ibu disana menyiapkan makanan dan minuman untuk bapak – bapak yang bekerja sementara anak – anak memberikan bantuan walaupun hanya mengangkat adukan semen yang di buat. komunikasi mereka terjalin sangat harmonis sekali. begitu pula saat musim panen tiba. mereka saling bahu – membahu dalam memanen padi – padi di sawah mereka.
agak berbeda dengan masyarakat di perkotaan. walaupun gotong royong masih ada tetapi sangat jarang. contohnya saja di suatu komplek ada kegiatan bersih – bersih saluran air(got) hanya berlangsung beberapan bulan saja. seterusnya mereka menyuruh tukang untuk membersihkannya. sungguh ironis, kemana semangat bergotong royong mereka. dahulu para pahlawan saja bergotong royong untuk menumpas penjajah tapi sekarang semangat gotong royong itu sudah punah.
kemudian di segi gaya hidup. masyarakat di pedesaan saat kuat dengan image sederhananya, giat bekerja, tak kenal lelah dan lain – lain. sedangkan masyarakat perkotaan identik dengan gaya hidup yang mewah dan glamours.
sekian dari saya. terima kasih

sumber devisoseptiano@wordpress.com  (devils controls all human)

Rabu, 16 November 2011

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

Pelapisan sosial atau di sebut juga Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis(Pitirim A. Sorokin). Pelapisan sosial kenyataanya dapat di ketahui dalam masyarakat yaitu dengan munculnya kelas-kelas tinggi dan kelas kelas yang lebih rendah.
Adapun pengertian pelapisan sosial menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang di tandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu. Didalam masyarakat pelapisan masyarakat ini muncul karena gengsi kemasyarakatan sehingga timbulah pembedaan kelas-kelas dalam masyarakat, ada kelas-kelas tinggi yatu mereka yang mempunyai kekuasaan lebih dan hak-hak istimewa di banding dengan kelas-kelas rendah.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang umum dalam suatu masyarakat dimanapun dan kapanpun pasti selalu ada Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.

Jadi dpat kita simpulkan bahwa Pelapisan sosial adalah perbedaan tinggi dan rendahnya suatu kedudukan  seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Yang menentukan tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu biasanya disebabkan oleh macam-macam perbedaan, sepertihalnya  kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang.

Mengenai pelapisan sosial saya akan membahas lebih dekat dengan contoh di negeri kita ini, di indonesia kita ini secara tidak langsung terjadi pelapisan sosial antara kalangan atas dan kalangan bawah, kalangan atasnya adalah mereka yang memiliki kekuasaan di pemerintah dan kalangan bawahnya adalah rakyat, kita dapat melihat bahwa pembedaan kelas ini begitu mencolok, contohnya saja dalam penegakan hukum, kesannya di negeri ini pemerintah lebih condong melindungi mereka yang duduk di kursi pemerintahan di banding melindungi keadilan rakyat. Menurut kenyataan yang terjadi para pejabat negera yang mencuri kesejahteraan rakyat dengan kata lain melakukan Korupsi sangat sulit ditangkap dan di jerat hukum ketimbang rakyat biasa yang melakukan kejahatan misalkan pencurian kecil-kecilan, sekalipun misalkan pejabat negara di tangkap maka yang mereka huni bukan penjara-penjara biasa, akan tetapi penjara bak hotel berbintang.

Dari kasus di atas terlihat sangat mencolok pelapisan sosial antara kelas-kelas atas dan kelas-kelas rendah, dapat terlihat kelas-kelas atas mempunyai wewenang lebih dan kekuasaan lebih ketimbang kelas rendah, dan kesanya semuanya bisa di beli dengan uang termasuk keadilan dapat di beli dengan uang.

Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungankan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundang-undangan atau Konstitusi. Undang-undang itu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali dalam arti semua orang memiliki kesamaan derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai faktor kehidupan.
Pelapisan sosial dan kesamaan derajat mempunyai hubungan, kedua hal ini berkaitan  satu sama lain. Pelapisan soasial berarti pembedaan antar kelas-kelas dalam masyarakat yaitu antara kelas tinggi dan kelas rendah, sedangkan Kesamaan derajat adalah suatu yang membuat bagaimana semua masyarakat ada dalam kelas yang sama tiada perbedaan kekuasaan dan memiliki hak yang sama  sebagai warga negara, sehingga tidak ada dinding pembatas antara kalangan atas dan kalangan bawah.

Opini :
Menurut saya pelapisan sosial dalam masyarakat lumrah terjadi,  akan tetapi alangkah lebih baiknya diantara masyarakat menghilangkan perbedaan-berbedaan derajat dan mengusung kesamaan derajat sehingga tidak ada lagi ketidak adilan di negeri ini tidak ada lagi pihak yang lebih di untungkan dan pihak yang lebih di pentingkan, yang ada hanya kesamaan hak antar masyarakat.

sumber:http://bulletin-it.blogspot.com/2010/11/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat.html

Kamis, 10 November 2011

Kejahatan yang terjadi di suatu negara


Warga Negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam hubungannya dengan Negara. Dalam hubungan antara warga Negara dan Negara, warga negara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap Negara dan sebaliknya warga Negara juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh Negara.
Di dalam suatu masyarakat pasti mempunyai suatu masalah,baik itu secara kejahatan atau masalah keributan,kali ini saya ingin memasukan masalah tentang kejahatan di dalam suatu Negara.Negara sangat sulit mengurangi kejahatan di suatu wilayah di karnakan banyaknya hal-hal yang mempengaruhi,seperti banyaknya pengangguran karna sedikitnya lahan pekerjaan,cepatnya ertmbuhan penduduk.
banyak warga Negara menjalani kejahatan bukan karna sering melakukannya,terkadang memang kita yang kurang waspada dan member kesempatan untuk kejahatan seperti contoh pintu yang sterbuka,parker kendaraan seenaknya,memakai perhiasan berlebihan dll.Pemerintah bukan tinggal diam,pemerintah pasti sudah melakukan yang dya bias bagaimana untuk kita menanggulangi kejahatan yang ada di suatu Negara.


KESIMPULAN
Banyak sekali kewajiban kita sebagai warga negara terhadap Negara Indonesia ini. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda). Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku di wilayah negara indonesia. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.Tetapi masalah yang harus di benahi sangat adalah korupsi karna itu yang akan menghancurkan masa depan Negara masalah yang sesungguhnya adalah di dalam seperti korupsi,harus ada pemimpin yang berani dalam menanggulangi korupsi.
SARAN
Tidak perlu menunggu waktu, generasi muda dengan semangat baja dan pantang menyerah harus ber-inisiatif apa saja yang akan dipersembahkan untuk Negara Indonesia. Berpikir dan giat berlatih akan menjawab semua tantangan dimasa mendatang. Tidak erlu menyelesaikan dengan peperangan, kira diberi kesempatan untuk belajar di jenjang pendidikan. Memanfaatkan ilmu pendidikan dan informasi, akan mudah mengisi pembangunan di Negara Indonesia.
Sumber:www.google.com

Kamis, 03 November 2011

Pemuda dan Sosialisasi


PEMUDA
Pemuda adalah seseorang yang berusia di atas 17 tahun dan sudah di anggap dewasa secara fisik dan pikiran.
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
Sosialisasi Pemuda
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
 
SOSIALISASI
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma soiial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli
1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
3. Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
4. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.


Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1943452-pengertian-sosialisasi/#ixzz1cdzvtyVn